Sesungguhnyatiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.(QS.Yusuf: 87)." Berputus asa terhadap rahmat Allah adalah dosa besar atau menganggap pemberian Allah sebagai beban hidup, menambah masalah, anggaran, kebebasan pasangan, untuk tidak mempunyai anak adalah salah kaprah. Baca Juga: Sabar Bukan karena Manusia Mampu Melakukan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Allah kejam. Kenapa saya dibiarkan sendirian? "Itulah perkataan yang diucapkan orang itu setelah kehilangan ibu dan bapaknya bahkan saudara-saudaranya karena menjadi korban bencana alam. Demikan teman saya menceritakan hal tersebut setelah berkunjung ke suatu daerah yang terkena bencana sekali. Padahal, kalau ia mau berbaik sangka kepada Allah, musibah yang menimpanya itu sebenarnya kebaikan pula baginya."Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan. Dan sungguh, Allah jika mencintai suatu kaum, niscaya ia memberikan kepada mereka cobaan. Siapa yang rida dengan cobaan tersebut, baginya keridaaan-Nya. Akan tetapi siapa yang murka dengan cobaan tersebut, baginya kemurkaan-Nya. " HR. TirmidziHati-hatilah, jangan sampai putus asa dari rahmat Allah, karena itu dosa besar yang membinasakan. Tapi apakah itu kekufuran?السؤألاذا قنط احد من رحمة الله فهل سيكون كافر كما فى الآية 87 من سورة يوسف؟PertanyaanJika seseorang berputus asa dari rahmat Allah, apakah ia menjadi kafir sebagaimana disebutkan dalam ayat 87 surat Yusuf?الجواب الحمد للهJawabanSegala puji bagi Allahقال الله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون يوسف / 87 وقد دلَّت هذه الآيةُ الكريمةُ على أنَّ اليأسَ والقنوطَ مِن رحمة الله تعالى مِن صفات القوم الكافرين، ولا يلزَم مِن هذا أنَّ مَن اتَّصفَ بصفةٍ مِن صفاتهم أن يكون كافرًا تعالىberfirman {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah تعالىtermasuk sifat orang-orang kafir dan tidak mesti karena itu berarti orang yang mempunyai salah satu sifat mereka berarti kafir seperti mereka. واليأس والقنوط مِن رحمة الله تعالى قد يكون كفرًا يخرج مِن مِلَّة الإسلام، وقد يكون كبيرةً من asa dari rahmat Allah تعالى kadang merupakan kekufuran yang mengeluarkan dari agama dan kadang 'hanya' dosa besar. والضَّابِط في ذلك أنَّ اليأس إذا انعدمَ معه الرَّجاء في رحمة الله تعالى وفرجه وعفوه -له أو للنَّاس-، وكان إنكارًا واستبعادًا لسَعَة رحمته سبحانه ومغفرته وعفوه فهو كفرٌ؛ لأنَّه يتضمَّن تكذيبَ القرآن والنُّصوص القطعيَّة، وإساءة الظَّنِّ بربِّه تعالى؛ "إذ يقول - وقوله الحق - وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ [الأعراف 156] وهو يقول لا يغفِر له! فقد حجَّر واسعًا. هذا إذا كان معتقدًا لذلك"؛ كما قال الإمامُ القرطبيُّ -رحمه الله- في تفسيره» 5/ 160.Yang jadi patokan adalah bahwa berputus asa, jika diiringi dengan hilangnya harapan untuk mendapatkan rahmat Allah تعالىdan pertolongan-Nya serta ampunan-Nya bagi dirinya atau orang lain dan itu merupakan pengingkaran dan anggapan sempitnya rahmat-Nya dan ampunan-Nya, berarti itu adalah kekufuran. Sebab, itu mengandung pendustaan terhadap Al-Quran dan nash-nash yang jelas serta berprasangka buruk terhadap Rabbnya. Yaitu tatkala Allah berfirman-dan firman-Nya adalah hak- {Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu }sedangkan ia berkata, "Allah tidak mungkin mengampuniku. " sungguh, ia telah menyempitkan sesuatu yang luas. Ini jika orang tersebut menyakini ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya 5/160 أما إن كان لاستعظام الذَّنوب ، واستبعاد مغفرتها والعفو عنها، أو بالنَّظَر إلى قضاء الله وأموره في الكون -كاليأس في الرِّزق والولد ونحوه-، مع عدم انعدام الرجاء؛ فهذا كبيرةٌ مِن أكبر الكبائر ولا يكون كفرًا. وقد عُدَّ من الكبائر -بالإجماع-؛ لما وردَ فيه مِن الوعيد الشديد؛ كقوله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون [يوسف 87]، وقوله سبحانه ومَن يقنَط مِن رحمة ربِّه إلا الضَّالُّون [الحِجر 56]. والله jika berputus asa karena merasa besarnya dosa, merasa jauhnya pengampunan dan pemaafan terhadapnya, atau ditinjau dari ketentuan Allah di dunia ini seperti berputus asa dari mendapatkan rezeki, anak dan semisalnya, tanpa diiringi hilangnya pengharapan, maka yang seperti ini adalah dosa yang sangat besar akan tetapi bukan kekufuran. Dan putus asa seperti ini termasuk dosa besar-berdasarkan ijma' ulama-karena adanya ancaman keras tentangnya. Seperti dalam firman-Nya {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}QS. Yusuf 87 dan juga firman-Nya {Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat. } QS. Al-Hijr 56Wallahu a'lamوينظر للاستزادة تفسير القرطبي» 5/ 160، والزواجِر عن اقتراق الكبائر» لابن حجر الهيتميّ الكبيرة الأربعون، وشرح العقيدة الطحاوية» للشيخ صالح آل الشيخ 1/ 552، والموسوعة الفقهية الكويتية» 7/ 200.والله أعلمUntuk menambah faidah, silahkan lihat Tafsir Al-Qurthubi 50160, Az-Zawajir 'An Iqtiraf Al-Kabair karya Ibnu Hajar Al-Haitami dosa besar 40, Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah karya Syaikh Shalih Alu Syaikh 1/552, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 7/200Wallahu a'lamSumber Lihat Pendidikan SelengkapnyaUstadAgung menyatakan sebab putus asa itu ada 2: 1. Tidak tahu tujuan hidup itu apa, 2. Tidak tahu cara mencapainya. Nah tujuan hidup kita sebenarnya adalah mencari ridho Allah. Jika Allah sudah ridho dengan kita, insya Allah seluruh keinginan kita akan dikabulkan oleh Allah. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mungkin kita punya dosa yaitu menyembah selain Allah syirik bid'ah enggan bayar zakat malas sholat korupsi... syariat islam....sedang kita sulit berhenti dari dosa itu....Jangam ceritakan dosa anda kepada seorangpun cukup anda dan Allah yang tau...Mendekatlah kepada Allah Kemudian Maka kita jangan sungkan sungkan minta ampun kepada Allah... jangan sungkan sungkan minta kebaikan dunia akhirat dan jauh dari neraka kepada Allah..... juga sholawat kepada Nabi.... dan minta petunjuk Allah... dengan niat anda berhenti dari dosa dan dapat ampunan Allah....Allah lebih suka orang yang berdoa kepadaNya memohon karuniaNya daripada yang tidak berdoa...Dan jangan putus asa dari rahmat AllahKatakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.Az Zumar 53 Lihat Sosbud Selengkapnya Pertanyaan Assalamualaikum ustaz, saya izin bertanya, ustaz, apakah masih ada kesempatan bagi wanita yang pernah gagal menjaga kesucian dan kehormatan dirinya untuk menjadi wanita shalihah. Jazaakumullaahu khairaan wa barakallaahu fiikum (Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS) Jawaban: Tiada Manusia Yang Bebas dari Kesalahan Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh. Perlu kita Az-Zumar 53 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ARTI Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Tafsir JalalainKatakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dapat dibaca Laa Taqnithuu atau Laa Taqnathuu; sebagian ahli qiraat ada yang membacanya Laa Taqnuthuu; artinya janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang yang bertobat dari kemusyrikan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. MenururtQotadah dan Ad Dhohhaq maksudnya adalah jangan berputus asa dari rahmat Allah. "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" ini adalah dalil bahwa berputus asa hukumnya adalah dosa besar. Tafsir Al Baghowi: Mengharap Rahmat Allah SWTSebagai seorang muslim seharusnya kita selalu mengharap rahmat, ampunan dan pertolongan serta kemurahan dari Allah SWT. Seharusnya pula kita selalu bersyukur atas apa yang sudah Allah berikan, keselamatan yang berupa pertolongan. Ketika kita diberikan kemudahan, kemudahan ini merupakan kenikmatan dari Allah SWT. Allah berfirman“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharap nikmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Baqarah 218"Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang-orang berbuat baik.” QS. Al-Araf 56Allah SWT telah mewajibkan berbaik sangka kepada Allah SWT sebagaimana wajib pula takut kepadaNya. Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda "Allah berfirman, "Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu dan Aku akan bersamanya ketika ia mengingatKu." Mutafaq 'alaihTidak Putus Asa dari RahmatNyaHaram hukumnya bagi seorang mukmin untuk berputus asa dari Rahmat Allah dan karunia-Nya. Dari Abu Hurairah beliau berkata, sesungguhnya Rasulullah bersabda "Andai kata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, tentu tak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga dari-Nya. Dan andai kata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka tak akan ada seorang pun yang putus harapan dari surga Allah.” Mutafaq’alaih"Ada tiga golongan manusia yang tidak ditanya di hari kiamat, yaitu; manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya merupakan al-izzah keperkasaan, manusia yang meragukan perintah Allah, dan manusia yang putus harapan dari nikmat Allah." HR. Ahmad Ath-Thabani dan al-Bazaar, al-HaitsamiPara rasul tidak pernah putus harapan dari pertolongan dan jalan keluar dari Allah SWT. Mereka hanya putus harapan dari keimanan kaumnya. Allah berfirman “Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdusta.” QS. Yusuf 110Maka, janganlah berputus harapan dari pertolongan Allah, tetap berprasangka baik kepada Allah. Tetap berpegang pada syar'iat Nya. Disarikan dari kitab Muqawimat Nafsiyah Islamiyah, Bab 7, Halaman 107 Semoga kita istiqomah. Aamiin. Wallahu'alam.[]Oleh Surya
LaranganBerputus Asa Dari Rahmat Allah Allah D berfirman: ۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣
Jakarta - Surat Yusuf ayat 87 berkisah tentang Nabi Yusuf AS dan saudara-saudaranya. Surat Yusuf adalah surat ke-12 dalam urutan mushaf Al Yusuf diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat yang terdiri dari 111 ayat ini berisi tentang salah satu kisah terbaik. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 3نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ - ٣Artinya "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui." QS. Yusuf 3Imam As-Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ayat di atas turun setelah Rasulullah SAW diminta untuk membacakan cerita kepada orang-orang. Pendapat ini merujuk pada riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu mengatakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana jikalau engkau bercerita kepada kami?" Maka turunlah firman Allah, "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik...QS. Yusuf 1. Pendapat ini senada dengan riwayat Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas' surat Yusuf ayat 87, Allah SWT menceritakan perihal Nabi Ya'qub AS yang memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan putranya, Yusuf dan Bunyamin. Berikut firman-Nyaيٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ - ٨٧Arab-latin Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụnArtinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas juga berisi tentang larangan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. Lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita kebaikan. Sedangkan tajassus untuk mencari berita bahwa Nabi Ya'qub AS yakin bahwa mimpi Yusuf itu benar dan dia akan menghormatinya. Maka, ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan Yusuf di Mesir. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". QS. Yusuf 87 Simak Video "Tidak Boleh Berputus Asa" [GambasVideo 20detik] kri/erd
GZOulK.