JanganBerputus Asa dari Rahmat Allah Oleh : Dr. Didi Junaedi, M.A.(Dosen Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon) ‎"dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya ‎yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir." ‎‎(Q.S. Yusuf: 87)‎ Hidup ini memang penuh ujian dan cobaan. loading...Hendaknya bersabar saja, karena Allah hendak memberikan kebaikan dengan masih menahan doa kita agar kita senantiasa terjaga dari keburukan. Foto ilustrasi/ist Semua doa pasti dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena hal itu merupakan janji Allah sendiri. Karena itu, Imam Ibnul Jauzi heran masih ada saja seorang hamba yang berprasangka buruk kepada Allah Ta'ala bahwa doanya tidak dikabulkan. Ibnul Jauzi mengatakan, boleh jadi Allah sengaja menunda terkabulnya doa kita karena Dia hendak memberikan kebaikan pada kita. Karena jika terlalu cepat dikabulkan justru mendatangkan keburukan. Hendaknya bersabar saja, karena Allah hendak memberikan kebaikan dengan masih menahan doakita agar kita senantiasa terjaga dari Shaidul Khatir, Imam Ibnul Jauzi mengatakan bahwa dirinya heran melihat seorang mukmin yang terus menerus berdoa tapi tidak kunjung terwujud keinginannya. Tidak kunjung datang tanda-tanda jawaban dari Allah. Lalu mukmin itu akhirnya berputus asa. Padahal, itu merupakan cobaan yang membutuhkan kesabaran. Tidak boleh putus asa. Yang terbaik dilakukan seorang hamba adalah bersabar menunggu doanya terkabul . Jangan berputus asa dari Rahmat Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanقُلْ يٰعِبَا دِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ"Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." QS. Az-Zumar 53Seseorang tidak boleh memendam kekhawatiran selama menunggu terkabulnya doa. Jika ada rasa khawatir, maka itu adalah penyakit yang harus disembuhkan. Khawatir bahwa doanya tidak terkabul adalah bisikan iblis. Khawatir adalah tipu daya iblis. Tidak boleh gelisah jika menunggu suatu doa. Perlu kesabaran menunggu terkabulnya doa. Bersabarlah wahai orang yang berdoa. Ingat saja janji Allah Ta'ala dan sabda Rasulullah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu Muhammad tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." QS. Al-Baqarah 186Allah juga berfirman وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَا دَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَا خِرِيْنَ"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." QS. Ghafir 60Rasulullahshallallahu alaihi wa Aallambersabdaمَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهُ، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ“Tidak ada seorang pun yang berdoa dengan sebuah doa kecuali Allah akan mengabulkan apa yang dimintanya atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya, selama dia tidak berdoa yang mengandung dosa atau pemutusan silaturahmi.” HR. at-Tirmidzi. Allah maha tahu apa yang harus dilakukan-Nya terhadap hamba. Jangan mengatakan 'aku sudah berdoa tapi tidak kunjung dikabulkan'. Bersabarlah, maka kelak Allah akan memberi keindahan yang tiada terkira. Seorang akan berada dalam kebaikan dan keberkahan selama ia tidak tergesa-gesa. Umar bin Al-Khaththab pun pernah berkata “Aku tidak takut jika doaku tidak di kabulkan, namun yang ku takutkan adalah jika aku tak diberi taufiq atau bimbingan untuk terus berdoa selalu”. Baca Juga Wallahu A'lam wid ManfaatBerbaik Sangka. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ. “Serta berputus asa dari rahmat Allah.” Larangan Berputus Asa Dari Rahmat Allah Allah D berfirman ۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣ “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. az-Zumar 53 Rahmat Allah Meliputi Segala Sesuatu Allah D berfirman وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ “…dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu…” QS. al-A’raaf 156 Belas Kasih Allah Melebihi Seorang Ibu Kepada Anaknya, Bahkan Melebihi Belas Kasih Seluruh Makhluk-Nya Dari Umar Ibnu `l-Khaththâb L, dia berkata قَدِمَ رسُولُ اللهِ i بِسَبْي فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْي تَسْعَى، إِذْ وَجَدتْ صبيًّا في السبْي أَخَذَتْهُ فَأَلْزَقَتْهُ بِبَطْنِها، فَأَرْضَعَتْهُ، فقال رسُولُ اللهِ i أَتُرَوْنَ هَذِهِ المَرْأَةَ طارِحَةً وَلَدَهَا في النَّارِ؟ قُلْنَا لاَ وَاللهِ. فَقَالَ للهُ أَرْحمُ بِعِبادِهِ مِنْ هَذِهِ بِولَدِهَا» “Rasûlullâh ﷺ datang dengan membawa tawanan, tiba-tiba seorang wanita dari tawanan berlari Karena melihat bayi laki-laki ada dalam tawanan, dia mengambilnya dan menempelkannya pada perutnya, lalu dia susui, maka Rasûlullâh ﷺ bersabda “Apakah menurut kalian wanita akan melemparkan anaknya dalam kobaran api?” Kami menjawab “Tidak demi Allâh.” Maka beliau bersabda “Sungguh Allâh lebih berbelas kasih kepada hamba-hamba-Nya daripada kasih sayang wanita ini kepada anaknya.” Dari Abû Hurairah I, dia berkata “Saya mendengar Rasûlullâh ﷺ bersabda جَعَلَ اللهُ الرَّحْمَةَ مائَةَ جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وتِسْعِينَ، وَأَنْزَلَ في الأَرْضِ جُزْءَا واحِداً، فَمِنْ ذَلِكَ الجُزْءِ يَتَراحمُ الخَلائِقُ حَتَّى تَرْفَعَ الدَّابَّةُ حَافِرَهَا عَنْ ولَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ» “Allâh menjadikan rahmat itu seratus bagian. Lalu Dia menahan di sisi-Nya sebanyak sembilan puluh sembilan bagian dan menurunkan dimuka bumi satu bagian. Dan dari satu bagian itu makhluk-makhluk saling mengasihi, hingga seekor kuda mengangkat kakinya dari anaknya karena takut menimpanya.” Dalam satu riwayat إِنَّ لِلهِ تَعَالى مائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الجِنِّ والإِنْسِ وَالبَهَائمِ وَالهَوامِّ، فَبهَا يَتَعاطَفُونَ، وبها يَتَراحَمُونَ، وَبها تَعْطِفُ الوَحْشُ عَلى وَلَدهَا، وَأَخَّرَ اللهُ تَعالى تِسْعاً وتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بها عِبَادهُ يَوْمَ القِيَامَةِ» “Sesungguhnya Allâh memilki seratus bagian rahmat. Dia menurunkan daripadanya satu rahmat diantara jin, manusia, hewan-hewan binatang-binatang dan serangga-serangga. Dengan satu rahmat itu mereka saling menyayangi dan saling mengasihi, dengannya hewan buas menyayangi anaknya. Dan Allâh menangguhkan sembilan puluh sembilan bagian rahmat-Nya, dengannya Dia akan menyayangi hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.” Dan Imam Muslim juga meriwayatkan dari Salman al-Farisi I, dia berkata “Rasûlullâh ﷺ bersabda إِنَّ لِلهِ تَعَالَى ماِئَةَ رَحْمَةٍ فَمِنْها رَحْمَةٌ يَتَراحَمُ بها الخَلْقُ بَيْنَهُمْ، وَتِسْع وَتِسْعُونَ لِيَوْم القِيامَةِ » “Sesungguhnya Allâh memiliki seratus rahmat diantaranya adalah satu rahmat yang dengannya makhluk ini saling menyayangi diantara mereka. Sedangkan sembilan puluh sembilan diperuntukkan pada hari kiamat.” Dan dalam satu riwayat إِنَّ اللهَ تعالى خَلَقَ يَومَ خَلَقَ السَّمَواتِ والأَرْضَ مِائَةَ رَحْمَةٍ كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلى الأَرْضِ، فَجَعَلَ مِنها في الأَرْضِ رَحْمَةً فَبِها تَعْطِفُ الوَالِدَةُ عَلَى وَلَدِهَا وَالْوحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُها عَلَى بَعْضٍ فَإِذا كانَ يَوْمُ القِيامَةِ، أَكْمَلَها بهِذِهِ الرَّحْمَةِ» “Sesungguhnya Allâh D menciptakan -pada hari Dia menciptakan langit dan bumi- seratus rahmat, setiap rahmat adalah menutupi memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi. Maka Dia letakkan dibumi satu rahmat. Dengannya seorang ibu menyayangi anaknya, binatang buas dan bangsa burung saling menyayangi, sebagian mereka atas sebagian yang lain. apabila terjadi hari kiamat Dia melengkapinya dengan rahmat ini.” Seluruh Dosa Diampuni oleh Allah D Allah ﷻ berfirman إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” QS. an-Nisa` 48 Selagi Beriman, Allah Masukkan Ke Sorga Betapapun Amal Yang Dia Lakukan Dari Ubadah Ibnu `l-Shamit I, dia berkata “Bersabda Rasûlullâh ﷺ منْ شَهِدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وأَنَّ مُحمَّداً عبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وأَنَّ عِيسى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقاها إِلى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وأَنَّ الجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ عَلى ما كانَ مِنَ العمَلِ» “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allâh semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwasannya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwasannya Isa adalah hamba Allâh, Rasul-Nya, kalimah-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, dan ruh dari pada-Nya, dan sesungguhnya surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, maka Allâh memasukkannya kedalam surga, apa saja amal perbuatan yang ada padanya.” Dan dalam satu riwayat Muslim مَنْ شَهِدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وأَنَّ مُحَمَّداً رسُولُ اللهِ، حَرَّمَ اللهُ علَيهِ النَّارَ» “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allâh dan bahwa Muhammad itu Rasûlullâh maka Allâh mengharamkan neraka atasnya.” Selagi Tidak Berbuat Syirik, Sebesar Apapun Dosa, Pasti Diampuni Dari Abû Dzar I, dia berkata “Nabi ﷺ bersabda يقولُ اللهُ عزَّ وجَلّ مَنْ جاءَ بِالحَسَنَةِ، فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِها أَوْ أَزْيَدُ، ومَنْ جاءَ بِالسَّيِّئَةِ، فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ. وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْراً، تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعاً، ومنْ تَقَرَّبَ مِنِّي ذرَاعاً، تَقَرَّبْتُ مِنْهُ باعاً، وَمَنْ أَتاني يمشي، أَتَيْتُهُ هَرْولَةً، وَمَنْ لَقِيَني بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطِيئَةً لاَ يُشْرِكُ بِي شَيْئاً، لَقِيتُهُ بمثْلِها مغْفِرَةً» “Allâh ﷻ berfirman “Barangsiapa datang dengan membawa satu kebaikan maka baginya adalah sepuluh kali lipatannya atau lebih. Dan barangsiapa datang dengan membawa kejelekan maka balasan satu kejelekan adalah satu kejelekan sepertinya atau Aku ampuni. Dan barangsiapa mendekat kepada-Ku dengan satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya dengan satu hasta. Barangsiapa mendekat kepada-Ku dengan satu hasta maka Aku mendekat kepadanya dengan satu depa. Barangsiapa mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku mendatanginya dengan berlari, barangsiapa menemui-Ku dengan membawa kesalahan sebesar bumi dan dia tidak menyekutukan-Ku dengan apapun maka Aku menemuinya dengan ampunan yang seukuran dengan bumi.” Dari Jâbir I, dia berkata جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبيِّ ﷺ فقال يا رَسُولَ اللهِ، ما المُوجِبَتانِ؟ فَقَالَ مَنْ مَات لاَ يُشرِكُ بِاللهِ شَيْئاً دخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ ماتَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، دَخَلَ النَّارَ» “Datang seorang Arab Badui kepada Nabi ﷺ, dia bertanya “Wahai Rasûlullâh apakah dua hal yang memastikan itu?” Beliau jawab “Barangsiapa meninggal dunia, tidak menyekutukan Allâh sedikitpun maka pasti masuk surga dan barangsiapa meninggal dunia menyekutukan Allâh dengan sesuatu apapun pasti masuk neraka.” Dalam satu riwayat dari Abû Musa I dari Nabi ﷺ beliau bersabda يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيامَةِ نَاسٌ مِنَ المُسْلِمِين بِذُنُوبٍ أَمْثَالِ الجبَالِ يَغفِرُهَا اللهُ لهمُ » “Akan datang pada hari kiamat sekelompok orang dari kaum muslimin dengan membawa dosa-dosa seperti gunung-gunung, Allâh akan mengampuninya untuk mereka.” HR. Muslim Selagi Memohon Ampun, Allah ﷻ Akan Ampuni Dari Abû Hurairah I, dari Nabi ﷺ dalam hadîts yang beliau mengisahkan dari Tuhannya ﷻ. Dia berfirman أَذنَب عبْدٌ ذَنباً، فقالَ اللَّهُمَّ اغفِرْ لي ذَنبي، فقال اللهُ تَبَارَكَ وَتَعالى أَذْنَبَ عبدِي ذنباً، فَعلِم أَنَّ لَهُ ربًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ، وَيأْخُذُ بِالذَّنبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذَنَبَ، فقال أَيْ ربِّ اغفِرْ لي ذنبي، فقال تبارك وتعالى أَذنبَ عبدِي ذَنباً، فَعَلَمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغفِرُ الذَّنبَ، وَيَأخُذُ بِالذنْبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذنَبَ، فقال أَي رَبِّ اغفِرْ لي ذَنبي، فقال تَبَارَكَ وَتَعَالى أَذنَبَ عَبدِي ذَنباً، فعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنبَ، وَيأْخُذُ بِالذَّنبِ، قدَ غَفَرْتُ لِعبدي .. فَلْيَفعَلْ ما شَاءَ» “Seorang hamba melakukan satu dosa lalu berdo’a “Ya Allâh ampunilah dosaku.” Maka Allâh ﷻ berfirman “Hamba-Ku berbuat dosa, dia mengetahui bahwa dirinya memiliki satu Tuhan yang bisa mengampuni dosa dan menghukum karena dosa.” Kemudian dia kembali melakukan dosa, lalu berdo’a “Wahai Tuhanku ampunilah dosaku.” Maka Allâh ﷻ berfirman “Hamba-Ku berbuat dosa , maka dia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukum karena dosa.” Kemudian dia kembali berbuat dosa, kemudian berdo’a “Wahai Tuhanku ampunilah dosa-dosaku.” Maka Allâh ﷻ berfirman “Hamba-Ku berbuat dosa, maka mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni untuk hamba-Ku maka berbuatlah sesukanya.” Friman Allâh ﷻ “Maka berbuatlah sesukanya artinya “Selama dia berbuat demikian, berdosa kemudian bertaubat maka Aku ampuni sebab taubat itu menghancurkan dosa-dosa sebelumnya.” Dari Anas bin Malik I, dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, قَالَ اللهُ تَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إنَّك مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَك عَلَى مَا كَانَ مِنْك وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُك عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَك، يَاابْنَ آدَمَ لَوْ أَتَيْتنِي بِقُرَابَةِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً» “Allâh ﷻ berfirman “Wahai manusia sesungguhnya selama kamu berdo’a kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku pasti mengampunimu, apa saja amal yang ada padamu Aku tidak peduli. Wahai manusia, seandainya dosa-dosamu itu membumbung tinggi mancapai langit, kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, Aku pasti mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai manusia, sesungguhnya andaikata kamu mendatangi-Ku dengan membawa hampir sebesar bumi dari dosa-dosa kemudian kamu menemui-Ku, kamu tidak menyekutukan-Ku sedikitpun niscaya Aku mendatangimu dengan membawa ampunan seukuran bumi.” Pintu Ampunan Allah ﷻ Tak Pernah Tertutup Dari Abû Musa I, dari Nabi ﷺ beliau bersabda إِنَّ اللهَ تعالى، يَبْسُطُ يَدَهُ باللَّيلِ لَيَتُوبَ مُسيِءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدهُ بِالنَّهارِ ليَتُوبَ مُسيءُ اللَّيلِ حتى تَطْلُعَ الشمسُ مِنْ مَغْرِبَها» “Sesungguhnya Allâh ﷻ membuka tangan-Nya dimalam hari agar pelaku dosa di siang hari bertaubat, dan membuka tangan-Nya di siang hari agar pelaku dosa di malam hari bertaubat, hingga matahari muncul dari tempat terbenamnya.” Wajib Penuh Harap Rahmat Allah ﷻ Dari Anas bin Malik I, أَنَّهُ ﷺ دَخَلَ عَلَى شَابٍّ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ فَقَالَ كَيْفَ تَجِدُك؟ قَالَ أَرْجُو اللهَ يَا رَسُولَ اللهِ، وَإِنِّي أَخَافُ ذُنُوبِي، فَقَالَ ﷺ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إلَّا أَعْطَاهُ اللهُ مَا يَرْجُو وَأَمَّنَهُ مِمَّا يَخَافُ» “Bahwasannya beliau ﷺ masuk menemui seorang pemuda sementara dia pada saat menghadapi kematian. Maka beliau bersabda, Bagaimana engkau mendapati dirimu?’ Dia menjawab, Aku berharap Allah wahai Rasulullah, dan sesungguhnya aku tengah mengkhawatirkan dosa-dosaku.’ Maka Nabi ﷺ bersabda, Tidaklah terkumpul dua hal tersebut dalam hati seorang hamba dalam keadaan seperti ini, melainkan Allah akan memberinya apa yang dia harapkan, dan mengamankannya dari apa yang dia khawatirkan.” Setengah Penghuni Sorga Adalah Ummat Muhammad ﷺ Dari Ibnu Mas’ûd I, dia berkata كُنَّا مَعَ رسولِ اللهِ ﷺ في قُبَّةٍ نَحواً مِنْ أَرَبعِينَ، فقال أَتَرضَونَ أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الجَنَّةِ؟» قُلْنَا نَعَم، قال أَتَرضَونَ أَن تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الجَنَّةِ؟» قُلْنَا نَعَم، قال وَالَّذِي نَفسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنِّي لأَرجُو أَنْ تَكُونُوا نِصفَ أَهْلِ الجَنَّة، وَذَلِك أَنَّ الجَنَّةَ لا يَدخُلُهَا إِلاَّ نَفسٌ مُسلِمَةٌ، وَمَا أَنتُمْ في أَهْلِ الشِّركِ إِلاَّ كَالشَّعرَةِ البَيَضَاءِ في جلدِ الثَّورِ الأَسودِ، أَوْ كَالشَّعَرَةِ السَّودَاءِ في جلدِ الثَّورِ الأَحْمَرِ» “Kami bersama-sama Rasûlullâh ﷺ dalam sebuah Qubbah sekitar empat puluh orang. Maka beliau bersabda “Apakah kamu rela menjadi seperempat dari penduduk surga?” Kami jawab “Ya.” Beliau bersabda “Apakah kamu rela menjadi sepertiga penduduk surga?” Kami katakan “Ya.” Beliau bersabda “Demi Allâh yang jiwa Muhammad ada ada ditangan-Nya sesungguhnya aku berharap agar kamu menjadi separuh ahli surga, karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim berserah diri kepada Allâh. Kamu ditengah-tengah orang musyrik hanyalah seperti sehelai rambut putih dikulit sapi jantan hitam, atau seperti sehelai rambut hitam dikulit sapi merah.” Harapan Tertinggi Seorang Mukmin Adalah Kebahagiaan Akhirat Bukan Dunia Dari Anas I dari Rasûlullâh ﷺ beliau bersabda إِنَّ الكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً، أُطعِمَ بِهَا طُعمَةً مِنَ الدُّنيَا، وَأَمَّا المُؤمِن، فَإِنَّ اللهَ تعـالى يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ في الآخِرَةِ، وَيُعْقِبُهُ رِزْقاً في الدُّنْيَا عَلى طَاعَتِهِ» “Sesungguhnya orang kafir itu apabila ia melakukan kebaikan maka ia dibalas dengan diberi makanan dari dunia. Adapun orang mukmin maka Allâh menyimpan kebaikan-kebaikannya untuk diakhiratnya dan juga diberinya rizki didunia atas ketaatannya.” Dalam satu riwayat إِنَّ اللهَ لا يَظْلِمُ مُؤْمِناً حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا في الدُّنْيَا، وَيُجْزَى بِهَا في الآخِرَة، وَأَمَّا الْكَافِرُ، فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ لِلهِ تعالى ، في الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلى الآخِرَة، لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا» “Sesungguhnya Allâh tidak menzhalimi kebaikan seorang mukmin, dengan kebaikan itu ia diberi rizki di dunia dan diberi balasan di akhirat. Adapun orang kafir maka dengan kebaikan-kebaikan amal yang ia kerjakan karena Allâh ia diberi rizki didunia, sehingga ketika ia memasuki akhirat ia tidak lagi memiliki satu kebaikan yang harus dibalasnya karenanya.” Dari Ibnu Abbâs I, dia berkata “Saya mendengar Rasûlullâh ﷺ bersabda مَا مِنْ رَجُلٍ مُسلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنازتِه أَرَبَعُونَ رَجُلاً لا يُشرِكُونَ بِاللهِ شَيئاً إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فيه» “Tiada seorang muslim yang mati kemudian dishalati oleh empat puluh orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allâh sedikitpun melainkan Allâh menerima syafa’at mereka terhadapnya.” Yahudi Dan Nasrani Adalah Pengganti Setiap Muslim di Neraka Dari Abû Musa al-Asy’ari I, dia berkata “Rasûlullâh ﷺ bersabda إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيامَةِ دَفَعَ اللهُ إِلى كُلِّ مُسْلِمٍ يَهُوديًّا أو نَصْرَانِيًّا فَيَقُولُ هَذَا فِكَاكُكَ مِنَ النَّارِ» “Apabila dihari kiamat Allâh akan menyodorkan seorang Yahudi atau Nashrani kepada tiap muslim lalu dia berfirman “Ini adalah tebusanmu dari neraka.” Dari Ibnu Umar I dia berkata “Saya mendengar Rasûlullâh ﷺ bersabda يُدْنَى المُؤْمِنُ يَومَ القِيَامَةِ مِنُ رَبِّهِ حتَّى يَضَعَ كَنَفَهُ عَلَيهِ، فَيُقَرِّرَهُ بِذُنُوبِه، فيقولُ أَتَعرفُ ذنبَ كَذا؟ أَتَعرفُ ذَنبَ كَذَا؟ فيقول رَبِّ أَعْرِفُ، قال فَإِنِّي قَد سَتَرتُهَا عَلَيكَ في الدُّنيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ اليَومَ، فَيُعطَى صَحِيفَةَ حسَنَاته» “Orang mukmin akan didekatkan kepada Tuhannya pada hari kiamat hingga Dia meletakkan naungan rahmatNya diatasnya. Dia kemudian menetapkan dosa-dosanya seraya berfirman “Apakah kamu mengenal dosa ini? Apakah kamu mengakui dosa ini?” Maka dia menjawab “Ya Rabb, aku mengakuinya.” Dia berfirman “Sesungguhnya Aku telah menutupinya atasmu didunia dan hari ini Aku mengampuninya untukmu.” Maka diberikanlah catatan kebaikannya.” Hanya Orang Kafir Yang Putus Asa Dari Rahmat Allah ﷻ Allah ﷻ berfirman إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ ٨٧ “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” QS. Yusuf 87
berputusasa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q.S. Yusuf : 87). Ayat inilah yang sepatutnya selalu kita ingat dikala kita sedang banyak masalah ataupun dihimpit banyak problem sehingga kita berubah menjadi Down, kurang semangat, Bad-Mood, atau bahkan sampai yang namanya putus asa
Sebagai manusia, tentunya kita tidak pernah lepas dari berbagai macam cobaan, ujian atau musibah. Cobaan, ujian atau musibah ini seolah datang silih berganti. Terkadang kita merasa cobaan, ujian atau musibah yang dihadapi sangatlah berat hingga membuat kita putus harapan. Tak jarang, sebagian dari kita justru mengambil jalan pintas untuk mengatasi cobaan, ujian atau musibah yang dihadapi. Misalnya, beberapa waktu lalu terbetik kabar seorang ibu dengan sadar menyuruh ketiga anaknya untuk minum racun bersama sang ibu karena tidak mampu menanggung beratnya beban hidup. Tak lama kemudian mereka pun ditemukan tewas di rumah singkat di atas menunjukkan bahwa berputus asa dapat membawa ke arah yang negatif dan bahkan dilarang oleh agama yakni melakukan bunuh diri. Hukum bunuh diri dalam Islam sendiri adalah haram dan termasuk dosa besar. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak diperkenankan untuk berputus asa ketika dihadapkan pada berbagai macam cobaan, ujian atau musibah karena bahaya putus asa dalam Islam salah satunya adalah sama derajatnya dengan kaum kafir. Dan sebaiknya kita juga harus mengetahui hukum berputus asa menurut Islam. Allah SWT berfirman dalam surat Yusuf ayat 87, yang artinya,“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah kaum yang kafir.” QS. Yusuf 87Baca juga Hukum puasa ketika sakitMusibah yang disebabkan karena dosa diri sendiriHukum menceritakan musibah kepada orang lainMengapa Allah SWT memberikan cobaan, ujian atau musibah ?Dalam Islam, Allah SWT memberikan manusia cobaan, ujian atau musibah merupakan tanda Allah sayang pada hamba-Nya dan agar manusia memperoleh keberkahan dan rahmat. Keberkahan dan rahmat ini hanya diperoleh oleh mereka yang tetap sabar menghadapi dan menjalani cobaan, ujian atau musibah dihadapi. Selain itu, salah satu cara menghadapi musibah dalam Islam adalah dengan mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un”.Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 155-157 yang artinya,“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. Al Baqarah 155-157Diriwayatkan dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin, karena semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan lalu ia bersyukur, maka yang demikian itu lebih baik baginya, dan ketika ia tertimpa kesusahan lalu ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya.” HR. Muslim.Dalam salah satu riwayat bahkan disebutkan ketika kita bersabar atas beragam cobaan, ujian atau musibah maka Allah SWT akan memberikan ganti di akhirat kelak berupa surga. Itulah salah satu keutamaan sabar dalam dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah berfirman, “Jika Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya yang ia cintai, lalu ia bersabar, maka Aku akan memberinya surga sebagai gantinya.” HR. BukhariBaca juga Cara menghadapi musibah dalam IslamMakna hujan dalam IslamMenghadapi musibah dalam IslamHikmah di balik cobaan, ujian, dan musibahSejatinya dibalik cobaan, ujian atau musibah yang dialami oleh manusia khususnya orang Mukmin ada beberapa hikmah yang diperoleh. Salah satunya adalah untuk menghapus dosa yang telah dilakukan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, penderitaan, kesedihan, siksaan, dan kesengsaraan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah pasti menghapus dosa-dosanya dengan itu semua.” HR. Bukhari dan Muslim.HukumImam Syamsuddin Adz-Dzahabi dalam buku Dosa-dosa Besar 2007 menyatakan bahwa hukum berputus asa menurut Islam adalah haram dan termasuk dosa besar dalam Islam berdasarkan transkrip Dar Ash-Shabuni yang ditahqiq oleh Abdul Muhsin Qasim ulasan singkat tentang hukum berputus asa menurut Islam. Semoga bermanfaat.
Sesungguhnyatiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.(QS.Yusuf: 87)." Berputus asa terhadap rahmat Allah adalah dosa besar atau menganggap pemberian Allah sebagai beban hidup, menambah masalah, anggaran, kebebasan pasangan, untuk tidak mempunyai anak adalah salah kaprah. Baca Juga: Sabar Bukan karena Manusia Mampu Melakukan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Allah kejam. Kenapa saya dibiarkan sendirian? "Itulah perkataan yang diucapkan orang itu setelah kehilangan ibu dan bapaknya bahkan saudara-saudaranya karena menjadi korban bencana alam. Demikan teman saya menceritakan hal tersebut setelah berkunjung ke suatu daerah yang terkena bencana sekali. Padahal, kalau ia mau berbaik sangka kepada Allah, musibah yang menimpanya itu sebenarnya kebaikan pula baginya."Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan. Dan sungguh, Allah jika mencintai suatu kaum, niscaya ia memberikan kepada mereka cobaan. Siapa yang rida dengan cobaan tersebut, baginya keridaaan-Nya. Akan tetapi siapa yang murka dengan cobaan tersebut, baginya kemurkaan-Nya. " HR. TirmidziHati-hatilah, jangan sampai putus asa dari rahmat Allah, karena itu dosa besar yang membinasakan. Tapi apakah itu kekufuran?السؤألاذا قنط احد من رحمة الله فهل سيكون كافر كما فى الآية 87 من سورة يوسف؟PertanyaanJika seseorang berputus asa dari rahmat Allah, apakah ia menjadi kafir sebagaimana disebutkan dalam ayat 87 surat Yusuf?الجواب الحمد للهJawabanSegala puji bagi Allahقال الله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون يوسف / 87 وقد دلَّت هذه الآيةُ الكريمةُ على أنَّ اليأسَ والقنوطَ مِن رحمة الله تعالى مِن صفات القوم الكافرين، ولا يلزَم مِن هذا أنَّ مَن اتَّصفَ بصفةٍ مِن صفاتهم أن يكون كافرًا تعالىberfirman {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah تعالىtermasuk sifat orang-orang kafir dan tidak mesti karena itu berarti orang yang mempunyai salah satu sifat mereka berarti kafir seperti mereka. واليأس والقنوط مِن رحمة الله تعالى قد يكون كفرًا يخرج مِن مِلَّة الإسلام، وقد يكون كبيرةً من asa dari rahmat Allah تعالى kadang merupakan kekufuran yang mengeluarkan dari agama dan kadang 'hanya' dosa besar. والضَّابِط في ذلك أنَّ اليأس إذا انعدمَ معه الرَّجاء في رحمة الله تعالى وفرجه وعفوه -له أو للنَّاس-، وكان إنكارًا واستبعادًا لسَعَة رحمته سبحانه ومغفرته وعفوه فهو كفرٌ؛ لأنَّه يتضمَّن تكذيبَ القرآن والنُّصوص القطعيَّة، وإساءة الظَّنِّ بربِّه تعالى؛ "إذ يقول - وقوله الحق - وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ [الأعراف 156] وهو يقول لا يغفِر له! فقد حجَّر واسعًا. هذا إذا كان معتقدًا لذلك"؛ كما قال الإمامُ القرطبيُّ -رحمه الله- في تفسيره» 5/ 160.Yang jadi patokan adalah bahwa berputus asa, jika diiringi dengan hilangnya harapan untuk mendapatkan rahmat Allah تعالىdan pertolongan-Nya serta ampunan-Nya bagi dirinya atau orang lain dan itu merupakan pengingkaran dan anggapan sempitnya rahmat-Nya dan ampunan-Nya, berarti itu adalah kekufuran. Sebab, itu mengandung pendustaan terhadap Al-Quran dan nash-nash yang jelas serta berprasangka buruk terhadap Rabbnya. Yaitu tatkala Allah berfirman-dan firman-Nya adalah hak- {Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu }sedangkan ia berkata, "Allah tidak mungkin mengampuniku. " sungguh, ia telah menyempitkan sesuatu yang luas. Ini jika orang tersebut menyakini ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya 5/160 أما إن كان لاستعظام الذَّنوب ، واستبعاد مغفرتها والعفو عنها، أو بالنَّظَر إلى قضاء الله وأموره في الكون -كاليأس في الرِّزق والولد ونحوه-، مع عدم انعدام الرجاء؛ فهذا كبيرةٌ مِن أكبر الكبائر ولا يكون كفرًا. وقد عُدَّ من الكبائر -بالإجماع-؛ لما وردَ فيه مِن الوعيد الشديد؛ كقوله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون [يوسف 87]، وقوله سبحانه ومَن يقنَط مِن رحمة ربِّه إلا الضَّالُّون [الحِجر 56]. والله jika berputus asa karena merasa besarnya dosa, merasa jauhnya pengampunan dan pemaafan terhadapnya, atau ditinjau dari ketentuan Allah di dunia ini seperti berputus asa dari mendapatkan rezeki, anak dan semisalnya, tanpa diiringi hilangnya pengharapan, maka yang seperti ini adalah dosa yang sangat besar akan tetapi bukan kekufuran. Dan putus asa seperti ini termasuk dosa besar-berdasarkan ijma' ulama-karena adanya ancaman keras tentangnya. Seperti dalam firman-Nya {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}QS. Yusuf 87 dan juga firman-Nya {Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat. } QS. Al-Hijr 56Wallahu a'lamوينظر للاستزادة تفسير القرطبي» 5/ 160، والزواجِر عن اقتراق الكبائر» لابن حجر الهيتميّ الكبيرة الأربعون، وشرح العقيدة الطحاوية» للشيخ صالح آل الشيخ 1/ 552، والموسوعة الفقهية الكويتية» 7/ 200.والله أعلمUntuk menambah faidah, silahkan lihat Tafsir Al-Qurthubi 50160, Az-Zawajir 'An Iqtiraf Al-Kabair karya Ibnu Hajar Al-Haitami dosa besar 40, Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah karya Syaikh Shalih Alu Syaikh 1/552, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 7/200Wallahu a'lamSumber Lihat Pendidikan Selengkapnya
UstadAgung menyatakan sebab putus asa itu ada 2: 1. Tidak tahu tujuan hidup itu apa, 2. Tidak tahu cara mencapainya. Nah tujuan hidup kita sebenarnya adalah mencari ridho Allah. Jika Allah sudah ridho dengan kita, insya Allah seluruh keinginan kita akan dikabulkan oleh Allah. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mungkin kita punya dosa yaitu menyembah selain Allah syirik bid'ah enggan bayar zakat malas sholat korupsi... syariat islam....sedang kita sulit berhenti dari dosa itu....Jangam ceritakan dosa anda kepada seorangpun cukup anda dan Allah yang tau...Mendekatlah kepada Allah Kemudian Maka kita jangan sungkan sungkan minta ampun kepada Allah... jangan sungkan sungkan minta kebaikan dunia akhirat dan jauh dari neraka kepada Allah..... juga sholawat kepada Nabi.... dan minta petunjuk Allah... dengan niat anda berhenti dari dosa dan dapat ampunan Allah....Allah lebih suka orang yang berdoa kepadaNya memohon karuniaNya daripada yang tidak berdoa...Dan jangan putus asa dari rahmat AllahKatakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.Az Zumar 53 Lihat Sosbud Selengkapnya Pertanyaan Assalamualaikum ustaz, saya izin bertanya, ustaz, apakah masih ada kesempatan bagi wanita yang pernah gagal menjaga kesucian dan kehormatan dirinya untuk menjadi wanita shalihah. Jazaakumullaahu khairaan wa barakallaahu fiikum (Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS) Jawaban: Tiada Manusia Yang Bebas dari Kesalahan Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh. Perlu kita Az-Zumar 53 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ARTI Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Tafsir JalalainKatakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dapat dibaca Laa Taqnithuu atau Laa Taqnathuu; sebagian ahli qiraat ada yang membacanya Laa Taqnuthuu; artinya janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang yang bertobat dari kemusyrikan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. MenururtQotadah dan Ad Dhohhaq maksudnya adalah jangan berputus asa dari rahmat Allah. "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" ini adalah dalil bahwa berputus asa hukumnya adalah dosa besar. Tafsir Al Baghowi: Mengharap Rahmat Allah SWTSebagai seorang muslim seharusnya kita selalu mengharap rahmat, ampunan dan pertolongan serta kemurahan dari Allah SWT. Seharusnya pula kita selalu bersyukur atas apa yang sudah Allah berikan, keselamatan yang berupa pertolongan. Ketika kita diberikan kemudahan, kemudahan ini merupakan kenikmatan dari Allah SWT. Allah berfirman“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharap nikmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Baqarah 218"Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang-orang berbuat baik.” QS. Al-Araf 56Allah SWT telah mewajibkan berbaik sangka kepada Allah SWT sebagaimana wajib pula takut kepadaNya. Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda "Allah berfirman, "Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu dan Aku akan bersamanya ketika ia mengingatKu." Mutafaq 'alaihTidak Putus Asa dari RahmatNyaHaram hukumnya bagi seorang mukmin untuk berputus asa dari Rahmat Allah dan karunia-Nya. Dari Abu Hurairah beliau berkata, sesungguhnya Rasulullah bersabda "Andai kata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, tentu tak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga dari-Nya. Dan andai kata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka tak akan ada seorang pun yang putus harapan dari surga Allah.” Mutafaq’alaih"Ada tiga golongan manusia yang tidak ditanya di hari kiamat, yaitu; manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya merupakan al-izzah keperkasaan, manusia yang meragukan perintah Allah, dan manusia yang putus harapan dari nikmat Allah." HR. Ahmad Ath-Thabani dan al-Bazaar, al-HaitsamiPara rasul tidak pernah putus harapan dari pertolongan dan jalan keluar dari Allah SWT. Mereka hanya putus harapan dari keimanan kaumnya. Allah berfirman “Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdusta.” QS. Yusuf 110Maka, janganlah berputus harapan dari pertolongan Allah, tetap berprasangka baik kepada Allah. Tetap berpegang pada syar'iat Nya. Disarikan dari kitab Muqawimat Nafsiyah Islamiyah, Bab 7, Halaman 107 Semoga kita istiqomah. Aamiin. Wallahu'alam.[]Oleh Surya
LaranganBerputus Asa Dari Rahmat Allah Allah D berfirman: ۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣
Jakarta - Surat Yusuf ayat 87 berkisah tentang Nabi Yusuf AS dan saudara-saudaranya. Surat Yusuf adalah surat ke-12 dalam urutan mushaf Al Yusuf diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat yang terdiri dari 111 ayat ini berisi tentang salah satu kisah terbaik. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 3نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ - ٣Artinya "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui." QS. Yusuf 3Imam As-Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ayat di atas turun setelah Rasulullah SAW diminta untuk membacakan cerita kepada orang-orang. Pendapat ini merujuk pada riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu mengatakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana jikalau engkau bercerita kepada kami?" Maka turunlah firman Allah, "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik...QS. Yusuf 1. Pendapat ini senada dengan riwayat Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas' surat Yusuf ayat 87, Allah SWT menceritakan perihal Nabi Ya'qub AS yang memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan putranya, Yusuf dan Bunyamin. Berikut firman-Nyaيٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ - ٨٧Arab-latin Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụnArtinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas juga berisi tentang larangan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. Lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita kebaikan. Sedangkan tajassus untuk mencari berita bahwa Nabi Ya'qub AS yakin bahwa mimpi Yusuf itu benar dan dia akan menghormatinya. Maka, ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan Yusuf di Mesir. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". QS. Yusuf 87 Simak Video "Tidak Boleh Berputus Asa" [GambasVideo 20detik] kri/erd GZOulK.
  • 7937l18j6x.pages.dev/257
  • 7937l18j6x.pages.dev/80
  • 7937l18j6x.pages.dev/367
  • 7937l18j6x.pages.dev/190
  • 7937l18j6x.pages.dev/209
  • 7937l18j6x.pages.dev/146
  • 7937l18j6x.pages.dev/4
  • 7937l18j6x.pages.dev/353
  • berputus asa terhadap rahmat allah hukumnya