Formanas minta jalan tol Medan-Berastagi dibangun. Aspirasi Forum Masyarakat Nasional (Formanas) disampaikan langsung saat aksi di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (27/8/2019). Di hadapan Ketua Komisi D DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, Formanas menyampaikan bahwa hingga saat ini jalan protokol yang
- Pemerintah Provinsi Pemprov Sumatera Utara Sumut berencanan membangung jalan tol yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah Berastagi. Kabarnya, jalan tol Medan-Berastagi akan dilengkapi jalur khusus Light Rail Transit LRT yang ditempatkan di bagian tengah jalan tol. Wacana tersebut disampaikan secara langsung oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Pemprov Sumut yang digelar di Holet Santika, Medan pada Kamis 08/04/2021. "Jalan tolnya itu dibangung dengan konstruksi jalan layang," ungkap Edy, dikutip dari Baca Juga Pembebasan Lahan Terdampak Proyek Jalan Tol Cisumdawu Terus Dipercepat, Pengerjaannya Sudah Sampai Mana? Edy melanjutkan, Pemprov Sumutv juga nantinya perlu mengurus perizinan terlebih dahulu ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lantaran konstruksi jalan tol Medan-Berastagi direncanakan melintasi hutan lindung. "Jadi perlu diurus proses perizinannya. Sehingga jalan tol bisa tembus ke Berastagi dari Medan," lanjutnya. Ia berharap wacana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi bisa mendapat dukungan penuh dari DPRD Sumut. Mengingat wilayah Berastagi punya potensi lebih yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung roda perekonomian Sumut. Baca Juga Proyek Tol Semarang-Demak Masih 'Mengambang' di Tengah Tambak, Warga Ramai-ramai Mengadu ke DPRD Jawa Tengah "Karena Berastagi itu daerah pertanian dan peternakan serta kawasan pariwisata. Dengan kondisi udara dan tanah yang mendukung, sektor peternakan di wilayah Beradtagi akan menjanjikan," ungkap Edy. Proyek pembangunan jalan tol Medan-Berastagi rencananya bisa mulai dikerjakan pada 2022 mendatang. Artikel ini telah tayang di dengan judul Pemprov Sumut Berencana Bangun Tol Layang Medan-Berastagi Tahun 2022.

Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut akan menutup total jalur Medan-Berastagi, Sumatera Utara, Rabu (27/10/2021).. Penutupan jalur Medan-Berastagi dan sebaliknya akan berlangsung selama tiga jam dimulai pukul 09.00 WIB. Baca juga: Bencana Longsor di Deli Serdang, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Direktur Lalu Lintas Polda Sumut Kombes Valentino Alfa Tatareda mengatakan, penutupan

MEDAN, – Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting kembali mendesak pemerintah agar mempercepat proses pembangunan jalan layang di jalur Sebelum proses pembangunan jalan tol Medan-Berastagi dimulai, menurutnya jalan layang dan aktivasi jalan alternatif, idealnya turut jadi atensi untuk segera DISKUSI Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting saat diskusi dengan Ikatan Cendekiawan Karo ICK Sumut membahas pembangunan jalan Tol Medan-Berastagi di Medan Club, Senin 1/11.ISTIMEWA/SUMUTPOS. Terlebih mengingat, jalur alternatif yang sudah ada saat ini biayanya lebih murah dan dapat segera dirampungkan pembangunannya. ”Kebutuhannya sangat mendesak, mengingat sudah banyaknya kecelakaan yang terjadi. Jalur Medan-Berastagi adalah jalur yang sangat vital menurut saya,” ujarnya kepada wartawan, Selasa 2/11. Lebih lanjut dia menilai, jalan layang seperti pada pengertian umumnya, yakni jalur yang dibangun dengan menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalulintas. “Di beberapa titik pada ruas tersebut yang rawan macet agar segera dibangun jalan layang,” katanya. Menurut politisi PDI Perjuangan ini, jalur Medan-Berastagi terkhusus kawasan Sembahe dan Sibolangit acapkali menjadi titik parah kemacetan. “Kalau ada kecelakaan, bisa sampai 10 jam kita di situ, benar-benar parah. Maka jelas kita butuh jalan layang itu sesegera mungkin. Tapi satu hal lagi yang harus diingat, jalan layang ini bukan sebagai pengganti jalan tol, tapi sebagai alternatif lain untuk mengurai kepadatan lalulintas,” katanya. DPRD Sumut sangat mendukung penguatan rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi. Sebab, pembangunan itu merupakan solusi dari problem yang kerap terjadi pada jalur dimaksud. ”Saya mendukung agar rencana tersebut dapat dimatangkan. Bagaimanapun sudah sangat dibutuhkan akan adanya jalan tol ini,” ujarnya. Di samping itu, ruas Medan-Berastagi sangat vital bagi sektor pertanian serta pariwisata di Sumut. Dengan adanya jalan tol, maka distribusi produk pertanian dari Tanah Karo, Dairi, Pakpak Bharat hingga ke Medan dan sekitarnya lebih lancar. ”Jalur itu salah satu gerbang untuk kawasan strategis pariwisata Danau Toba juga destinasi wisata yang ada di Tanah Karo, Dairi dan Pakpak. Kalau jalur utama itu sering terganggu baik karena macet, longsor, maka itu bisa juga berpengaruh dengan pasokan sayur yang diangkut ke Medan dan sekitarnya,” katanya seraya berharap rencana pembangunan jalan tol tersebut dapat langsung terealisasi demi kepentingan bersama. Cendikiawan Karo Bahas Jalan Tol Medan-Berastagi Sebelumnya, Ikatan Cendekiawan Karo ICK mengadakan pertemuan dengan Bupati Karo Cory S Sebayang, Ketua DPRD Sumatera Utara Drs Baskami Ginting dan Anggota DPR RI Bob Andika Mamana Sitepu SH di Medan Club, Jalan Kartini Medan, Senin 1/11. Pertemuan ini untuk mencari solusi jalan Medan-Berastagi dan merumuskan langkah-langkah yang akan ditempuh. Pada pertemuan itu, Dr Ir Budi Derita Sinulingga MSi selaku Ketua ICK Sumut, memaparkan sejumlah poin penting terkait pembangunan infrastruktur berskala nasional di Jalan Letjen Djamin Ginting Medan–Kabupaten Karo. Dia mengutarakan, proyek pembangunan jalan tol Medan-Brastagi dapat segera terealisasi jika semua kompak dan bersatu melobbi ke pusat. Mengingat kepadatan volume kendaraan beberapa tahun ke depan tidak akan terelakkan. “Miliaran rupiah terbuang percuma setiap tahun akibat seringnya terjadi kemacetan,” sebutnya. Demikian juga titik-titik kemacetan dan rawan longsor akan semakin bertambah. Sehingga kemacetan yang semakin parah tidak akan terhindarkan lagi. “Otomatis berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah Kabupaten Karo maupun sejumlah daerah lainnya,” terang Budi yang juga mantan Kepala Bappeda Pemrpovsu itu. Dia menyayangkan program pemerintah tentang infrastruktur seperti yang diatur dalam Perpres No 117 Tahun 2015 yang hanya menetapkan akses cepat ke kawasan Selatan Danau Toba yaitu, jalan tol dan jalan kereta api ke Parapat, serta Bandara Silangit dan Bandara Sibisa. Sedangkan ke kawasan Utara Danau Toba sama sekali tidak ada akses cepat. Padahal, jalan Medan-Berastagi merupakan akses utama ke kawasan Utara Danau Toba yaitu Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun bagian atas dan Pakpak Bharat, juga akses utama ke wilayah Aceh Selatan, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. “Karena itulah, ICK selama ini selalu menyuarakan agar pemerintah mengambil langkah-langkah penanggulangannya seperti pembangunan tol atau jalan layang,” kata Budi Sinulingga yang selama ini getol menyuarakan pentingnya pembangunan Jalan Tol Medan – Berastagi. “Menyikapi kabar terakhir, bahwa Kementerian PUPR belum mengakomodir usulan pembangunan tol Medan – Berastagi, sungguh sangat mengecewakan masyarakat Sumatera Utara, khususnya Ikatan Cendikiawan Karo ICK Sumatera Utara yang sudah melewati tahapan kelayakan studi yang dibuat oleh dewan pakar ICK,” tandasnya. Sementara, Bupati Karo Cory S Sebayang mengucapkan terima kasih kepada Cendekiawan Karo Indonesia yang telah memfasilitasi pertemuan ini guna membahas jalan Medan- Berastagi. ”Apa yang kita bicarakan pada hari ini, semoga berhasil sesuai dengan apa yang kita inginkan. Rencananya, gagasan perbaikan jalan ini akan disampaikan melalui Gubernur Sumatera Utara untuk disampaikan ke pemerintah pusat. Kita bersama-sama untuk berjuang ke pemerintah pusat untuk meloloskan apa yang kita inginkan ini,” ungkap Cory. “Saya yakin dan percaya dengan kerja keras kita semua, terutama Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Anggota DPR RI Bob Andika beserta Gubernur Sumatera Utara dan Cendekiawan Karo semua ini dapat berjalan dengan baik,” lanjutnya. prn/deo MEDAN, – Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting kembali mendesak pemerintah agar mempercepat proses pembangunan jalan layang di jalur Sebelum proses pembangunan jalan tol Medan-Berastagi dimulai, menurutnya jalan layang dan aktivasi jalan alternatif, idealnya turut jadi atensi untuk segera DISKUSI Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting saat diskusi dengan Ikatan Cendekiawan Karo ICK Sumut membahas pembangunan jalan Tol Medan-Berastagi di Medan Club, Senin 1/11.ISTIMEWA/SUMUTPOS. Terlebih mengingat, jalur alternatif yang sudah ada saat ini biayanya lebih murah dan dapat segera dirampungkan pembangunannya. ”Kebutuhannya sangat mendesak, mengingat sudah banyaknya kecelakaan yang terjadi. Jalur Medan-Berastagi adalah jalur yang sangat vital menurut saya,” ujarnya kepada wartawan, Selasa 2/11. Lebih lanjut dia menilai, jalan layang seperti pada pengertian umumnya, yakni jalur yang dibangun dengan menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalulintas. “Di beberapa titik pada ruas tersebut yang rawan macet agar segera dibangun jalan layang,” katanya. Menurut politisi PDI Perjuangan ini, jalur Medan-Berastagi terkhusus kawasan Sembahe dan Sibolangit acapkali menjadi titik parah kemacetan. “Kalau ada kecelakaan, bisa sampai 10 jam kita di situ, benar-benar parah. Maka jelas kita butuh jalan layang itu sesegera mungkin. Tapi satu hal lagi yang harus diingat, jalan layang ini bukan sebagai pengganti jalan tol, tapi sebagai alternatif lain untuk mengurai kepadatan lalulintas,” katanya. DPRD Sumut sangat mendukung penguatan rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi. Sebab, pembangunan itu merupakan solusi dari problem yang kerap terjadi pada jalur dimaksud. ”Saya mendukung agar rencana tersebut dapat dimatangkan. Bagaimanapun sudah sangat dibutuhkan akan adanya jalan tol ini,” ujarnya. Di samping itu, ruas Medan-Berastagi sangat vital bagi sektor pertanian serta pariwisata di Sumut. Dengan adanya jalan tol, maka distribusi produk pertanian dari Tanah Karo, Dairi, Pakpak Bharat hingga ke Medan dan sekitarnya lebih lancar. ”Jalur itu salah satu gerbang untuk kawasan strategis pariwisata Danau Toba juga destinasi wisata yang ada di Tanah Karo, Dairi dan Pakpak. Kalau jalur utama itu sering terganggu baik karena macet, longsor, maka itu bisa juga berpengaruh dengan pasokan sayur yang diangkut ke Medan dan sekitarnya,” katanya seraya berharap rencana pembangunan jalan tol tersebut dapat langsung terealisasi demi kepentingan bersama. Cendikiawan Karo Bahas Jalan Tol Medan-Berastagi Sebelumnya, Ikatan Cendekiawan Karo ICK mengadakan pertemuan dengan Bupati Karo Cory S Sebayang, Ketua DPRD Sumatera Utara Drs Baskami Ginting dan Anggota DPR RI Bob Andika Mamana Sitepu SH di Medan Club, Jalan Kartini Medan, Senin 1/11. Pertemuan ini untuk mencari solusi jalan Medan-Berastagi dan merumuskan langkah-langkah yang akan ditempuh. Pada pertemuan itu, Dr Ir Budi Derita Sinulingga MSi selaku Ketua ICK Sumut, memaparkan sejumlah poin penting terkait pembangunan infrastruktur berskala nasional di Jalan Letjen Djamin Ginting Medan–Kabupaten Karo. Dia mengutarakan, proyek pembangunan jalan tol Medan-Brastagi dapat segera terealisasi jika semua kompak dan bersatu melobbi ke pusat. Mengingat kepadatan volume kendaraan beberapa tahun ke depan tidak akan terelakkan. “Miliaran rupiah terbuang percuma setiap tahun akibat seringnya terjadi kemacetan,” sebutnya. Demikian juga titik-titik kemacetan dan rawan longsor akan semakin bertambah. Sehingga kemacetan yang semakin parah tidak akan terhindarkan lagi. “Otomatis berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah Kabupaten Karo maupun sejumlah daerah lainnya,” terang Budi yang juga mantan Kepala Bappeda Pemrpovsu itu. Dia menyayangkan program pemerintah tentang infrastruktur seperti yang diatur dalam Perpres No 117 Tahun 2015 yang hanya menetapkan akses cepat ke kawasan Selatan Danau Toba yaitu, jalan tol dan jalan kereta api ke Parapat, serta Bandara Silangit dan Bandara Sibisa. Sedangkan ke kawasan Utara Danau Toba sama sekali tidak ada akses cepat. Padahal, jalan Medan-Berastagi merupakan akses utama ke kawasan Utara Danau Toba yaitu Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun bagian atas dan Pakpak Bharat, juga akses utama ke wilayah Aceh Selatan, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. “Karena itulah, ICK selama ini selalu menyuarakan agar pemerintah mengambil langkah-langkah penanggulangannya seperti pembangunan tol atau jalan layang,” kata Budi Sinulingga yang selama ini getol menyuarakan pentingnya pembangunan Jalan Tol Medan – Berastagi. “Menyikapi kabar terakhir, bahwa Kementerian PUPR belum mengakomodir usulan pembangunan tol Medan – Berastagi, sungguh sangat mengecewakan masyarakat Sumatera Utara, khususnya Ikatan Cendikiawan Karo ICK Sumatera Utara yang sudah melewati tahapan kelayakan studi yang dibuat oleh dewan pakar ICK,” tandasnya. Sementara, Bupati Karo Cory S Sebayang mengucapkan terima kasih kepada Cendekiawan Karo Indonesia yang telah memfasilitasi pertemuan ini guna membahas jalan Medan- Berastagi. ”Apa yang kita bicarakan pada hari ini, semoga berhasil sesuai dengan apa yang kita inginkan. Rencananya, gagasan perbaikan jalan ini akan disampaikan melalui Gubernur Sumatera Utara untuk disampaikan ke pemerintah pusat. Kita bersama-sama untuk berjuang ke pemerintah pusat untuk meloloskan apa yang kita inginkan ini,” ungkap Cory. “Saya yakin dan percaya dengan kerja keras kita semua, terutama Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Anggota DPR RI Bob Andika beserta Gubernur Sumatera Utara dan Cendekiawan Karo semua ini dapat berjalan dengan baik,” lanjutnya. prn/deo DitegaskanTerkelin, Pemkab Karo tetap akan memperjuangkan pembangunan jalan tol Medan-Berastagi. Simak Berita Terkelin "Palak" Ketahui Sebab Pembangunan Jalan Tol Gagal "Pemkab Karo sudah melayangkan surat kepada sejumlah kepala daerah tetangga termasuk dari Aceh Tenggara, Aceh Selatan dan Aceh Tengah.
MEDAN - Provinsi Sumatera Utara berencana membangun Jalan Tol Medan-Berastagi. Diharapkan pembangunan proyek tersebut mulai dapat dilaksanakan pada tahun 2022 mendatang. Bahkan Jalan Tol Medan-Berastagi akan dilengkapi dengan Light Rail Transit LRT. Posisi LRT akan ditempatkan di tengah jalan tol. Hal itu disampaikan Edy dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Pemprov Sumut yang berlangsung di Hotel Santika Medan, Kamis 8/4/2021. "Tolnya itu jalan layang. Itu proses. Karena itu melalui hutan lindung. Jadi butuh proses perizinan," sebut mantan Ketua Umum PSSI itu. Lantaran akan melintasi hutan lindung, maka terlebih dahulu dibutuhkan persetujuan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI "Jadi butuh proses perizinan. Jadi jalan tol yang bisa tembus ke Berastagi," sebutnya. Ia pun berharap rencana pembangunan tol Medan-Berastagi ini mendapat dukungan penuh dari DPRD Sumut. Sebab Berastagi dinilai memiliki potensi luar biasa yang dapat mendukung perekonomian Sumut. Menurut Edy ada tiga alasan, mengapa Pemprov Sumut berminat membangun jalan tol Medan-Berastagi. "Kenapa saya berbicara Berastagi. Karena Berastagi itu, pertama daerah pertanian, kedua pariwisata dan ketiga peternakan. Dengan kondisi udara dan tanah seperti itu, peternakan ini akan menjanjikan," ungkapnya. Sementara itu, Musrenbang RKPD Pemprov Sumut ini akan berlangsung selama 3 hari, mulai 8 April 2020. Dalam kegiatan itu hadir Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi Hamdani. Sedangkan Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan pidato secara virtual. ind/

KORLANTASPOLRI- Longsor kembali terjadi di Jalan Medan-Berastagi, tepatnya di KM 50+600, Desa Bandar Baru, Deli Serdang, Sumatera Utara. Saat ini, lalu lintas terputus, dan petugas sedang mengevakuasi dan membersihkan longsoran tersebut. Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP Sonny Siregar mengatakan peristiwa tanah atau tebing longsor itu terjadi pada Selasa (16/11/2021), pukul 17.45 WIB.

PEMBANGUNAN Tol Medan-Berastagi dinilai penting. Karena merupakan akses vital untuk mendistribusikan hasil pertanian masyarakat sekaligus jalur bagi wisatawan. Bupati Karo Terkelin Brahmana bersama Ikatan Cendekiawan Karo ICK , Komisi D DPRD Sumatera Utara, DPRD Karo, BPPJN Su­mut, Kadis Perkim Pakpak Bharat, Kepala Dinas PUPR Ka­bupaten Karo, Kepala Bappeda dan enam bupati yakni Bupati Karo, Deliserdang, Pakpak Bharat, Dairi, Humbang, Sa­mosir, melobi Kementerian PUPR Pekerjaan Umum dan Pe­rumahan Rakyat di Jakarta. Hal itu dilakukan guna me­nuntut pengalokasian anggaran pembangunan Jalan Tol Medan -Berastagi di APBN TA 2020. Selain itu juga menemui Komisi V DPR RI guna mendapat dukungan secara politik. Namun disayangkan usaha itu patah setelah mendengar ja­waban dari Dudung Zaenal Arifin Bidang Balai Infrastruktur Wilayah BPIW kementrian PUPR. Disebutkan persoalan pem­bangunan tol Medan Berastagi telah dibahas sebelumnya di tingkat pimpinan dan Wakil Presiden RI Ju­suf Kalla. Dapat pen­jelasan dari Wakil presiden RI bahwa pembangunan tol Medan Berastagi belum cukup kajiannya, sehingga belum layak dibangun, apalagi dana APBN tidak cukup. Sehingga ditawarkan kepada investor swasta untuk membangunnya. Keputusan itu tentu dinilai sepihak tanpa terlebih dahulu duduk bersama antara pemerintahan Kabupaten Karo dan se­kitarnya. Padahal pembangunan tol yang menghubungan dua daerah ini sudah mendesak. Pemerintah pusat terkesan abai karena bertahun-tahun masyarakat selalu dihadapkan kemacetan dikarenakan jalan menuju Berastagi rawan longsor dan tidak ada jalan altenatif. Padahal Kota Berastagi adalah pe­masok sayur mayur dan buah ke Provinsi Su­matera Utara. Jika terjadi longsong maka distribusi terganggu yang berakibat kerugian bagi petani Karo. Jalan itu juga sebagai tujuan wisata ke kawasan Danau Toba. Kalaupun belum ada anggaran untuk pembangunan tol Medan Berastagi karena dinilai terlalu besar, hendaknya ada alternatif yang ditawarkan pemerintah pusat. Karena selain tol ada usulan untuk pembangunan jalan layang dimulai dari PDAM Tirtanadi Sibolangit dan di Bandar Baru tekongan amoy yang membutuhkan anggaran sebesar Rp500 miliar. Ar­tinya ada target minimal sebagai langkah untuk mengurai ke­macetan. Sedang jalan tol adalah merupakan target jangka panjang yang diharapkan ada suntikan dana dari APBN setiap tahun anggaran. Mewujudkan tol Medan Berastagi butuh dukungan pe­merintah pusat. Karena jika pemerintah daerah jalan sendiri-sen­diri tentu akan timbul persoalan di belakang hari. Harus ada political will dari semua pihak, seperti yang dilakukan ter­hadap jalan tembus Karo-Langkat yang saat ini pem­ba­ngunannya sedang berlangsung. Perjuangan anggaran untuk pem­bangunan jalan ini dilakukan dengan kerja keras yang dilakukan bersama-sama antara beberapa kepala daerah, DPRD kabupaten dan porvinsi yang pada akhirnya pembukaan jalan tersebut disetujui Menhut dan Unesco melalui kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Pembangunan tol Medan Berastagi diyakini akan ber­dam­pak luas bagi perkembangan ekonomi rakyat sekitar tujuh ka­wasan Danau Toba di wilayah Kabupaten Karo yang di­perkirakan sepanjang sekitar 50 km. Saat ini dengan jarak tem­puh bila tidak ada kendala di jalan lebih kurang sekitar dua jam. Bila jalan tol ini diwujudkan, kemungkinan waktu tempuh hanya sekira 35 menit dari Medan ke Berastagi. Jalur Jalan Medan Kabanjahe setiap hari di lalui ribuan kendaraan dari Medan ke 7 kabupaten yang melewati Tanah Karo yang melintas di jalan Medan-Tanah Karo, baik bus, mobil pribadi, truk maupun sepeda motor. Jalan ini juga menghubungkan dua provinsi Sumut-Aceh. Waktu tempuh yang seharusnya paling lambat 2 jam sampai di tujuan, bisa menjadi 8 jam, bahkan lebih jika terjadi longsor atau kecelakaan lalu lintas. Pemrakarsa tol Medan Berastagi Prof Johannes Tarigan men­je­laskan, tol Medan Berastagi sangat penting untuk ke­majuan daerah Berastagi dan kawasan seputarnya. Soalnya, jalan biasa yang saat ini ada, tidak bisa menjadi jaminan untuk kemajuan yang lebih pasti. Karena, jarak tempuh yang seharusnya hanya dua jam, dalam kondisi tertentu seperti adanya kecelakaan lalulintas, jarak tempuh 60 kilometer bisa men­jadi 12 jam. Kondisi ini, sangat tidak efektif dan efisien. Proy­ek ini diperkirakan pengerjaannya akan menghabiskan dana sekira Rp 4 triliun. Jika dikelola swasta, diperkirakan dalam waktu 12 tahun, investor akan break even point BEP. Jadi butuh dukungan pemerintah pusat untuk mewujud­kannya. Desakanmembangun jalan tol Medan-Berastagi pun semakin kencang dan nyaring disuarakan oleh sejumlah pihak, seperti Ikatan Cendikiawan Karo (ICK) Sumatera Utara, Seandainya Tol/Jembatan Layang Medan - Berastagi terealisasi dananya pun hanya di kisaran Rp 6 trilyun. Patut diapresiasi Pemkab Karo pun terus memperjuangkan ke pusat. no picture MEDAN, – Rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi tampaknya sulit terealisasi. Bahkan, Komisi D DPRD Sumut yang begitu getol memperjuangkan pembangunan infrastruktur ini ke Pemerintah pusat bersama Pemkab Karo, mulai berpikir realistis. Pasalnya, anggaran untuk pembangunan Tol Medan-Berastagi membutuhkan biaya yang sangat besar. Apalagi pembangunannya belum dianggap urgen oleh pemerintah pusat. Sebagai gantinya, pemerintah akan membangun jalan layang yang menghubungkan Sembahe-Tahura dengan dua seksi yakni Sembahe-Sibolangit dan Sibolangit-Tahura. “Kita pasti akan terus mendesak pemerintah untuk bangun jalan tol ke sana Berastagin Tapi kita juga sadar kalau biayanya memang sangat besar, triliunan rupiah. Maka ada solusi lain, jalan layang. Biaya jauh lebih murah, tidak sampai Rp1 triliun, hanya berkisar Rp600 miliar sampai Rp700 miliar. Kemarin kita sudah bicarakan hal ini dengan masyarakat Karo melalui ormas-ormas karo dan mereka pun setuju,” ucap anggota Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting kepada Sumut Pos, Senin 1/4 siang. Menurut Baskami, hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah pusat. “Kalau jalan tol dan jalan layang itu sudah pernah kita sampaikan kepada Bapenas, PUPR dan Komisi V DPR RI terkait masalah anggaran dan prinsipnya, mereka masih menampung usulan itu karena biayanya yang sangat besar,” ungkap Baskami. Maka dari itu, sebut Baskami, alternatif jalan layang yang biayanya jauh lebih murah tersebut diharapkan bisa terlaksana di tahun depan. “Kita akan desak pemerintah pusat supaya bisa terlaksana di tahun depan. Karena jujur saja, ini sifatnya juga mendesak, masyarakat sudah sangat membutuhkan jalan itu,” tegasnya. Ditambah lagi, lanjut politisi PDIP ini, kawasan Sembahe dan Sibolangit yang memang menjadi titik parah kemacetan. “Kalau di situ ada kecelakaan, bisa sampai 10 jam kita stagnan di situ, benar-benar parah. Maka jelas kita butuh jalan layang itu sesegera mungkin. Tapi satu hal lagi yang harus diingat, jalan layang ini bukan sebagai pengganti jalan tol, tapi sebagai alternatif lain untuk mengurai kepadatan lalu lintas”, jelasnya. Pelebaran Jalan Medan-Berastagi Belum Masuk Perencanaan Sementara, pelebaran untuk jalan lintas Medan-Berastagi sepertinya belum masuk perencanaan pembangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN II tahun ini. Melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Sumatera Utara 2018-2023, jalur alternatif Medan-Berastagi justru lebih prioritas untuk dilaksanakan. “Setau saya tidak ada pelebaran jalan Medan-Berastagi. Begitupun, karena Jalan Medan-Berastagi adalah jalan nasional, tentu domainnya ada pada BBPJN II. Mungkin bisa ditanyakan ke mereka,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi BMBK Sumut, Iswahyudi menjawab Sumut Pos, Senin 1/4. Dia hanya mengatakan, pihaknya memang sudah melakukan perencanaan buat pembangunan pelebaran jalan provinsi pada tahun ini. Namun sayang, Iswahyudi tak ingat persis detil daerah-daerah mana saja yang akan dikerjakan tersebut. “Saya gak ingat, detilnya harus saya cek dimana saja,” katanya. Kepala Satuan Kerja Kasatker BBPJN II, Zamzami, juga mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Secara detil ia menyarankan agar hal ini ditanyakan ke bagian perencanaan BBPJN II, sehingga informasi yang diperoleh tidak mengambang. “Saya belum ada info tentang itu, dan tidak ingat. Coba ke bagian perencanaan. Beliau kebetulan orang baru dan pindahan dari Jakarta,” katanya. Meski begitu, ia mengakui, pihaknya memang fokus menangani semua jalan nasional yang ada di Sumut terutama atas kondisi kerusakan jalan yang sudah parah. Namun sekali lagi Zamzami menuturkan, kalau rencana seputar pelebaran jalan atau yang terkhusus ruas Medan-Berastagi, belum mengetahuinya. Seperti diketahui, visi-misi Gubsu dan Wagubsu, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sudah dituangkan dalam bentuk RPJMD Sumut periode 2018-2023. Dalam RPJMD juga dimasukkan pengembangan wilayah pada 14 kawasan strategis provinsi, yakni melalui pembangunan kawasan Sport Center berstandar internasional, pembangunan jalan alternatif Medan Berastagi, akses Jalan Lingkar Pulau Nias. Adapun nawacitanya, guna mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah akan membangun berbagai infrastruktur di Sumut. Pembangunan infrastruktur dimaksud, juga diarahkan kepada peningkatan konektivitas antarwilayah melalui pembangunan dan peningkatan jalan jembatan dengan target terwujudnya jalan mantap 90% di Sumut. prn/mag-1 no picture MEDAN, – Rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi tampaknya sulit terealisasi. Bahkan, Komisi D DPRD Sumut yang begitu getol memperjuangkan pembangunan infrastruktur ini ke Pemerintah pusat bersama Pemkab Karo, mulai berpikir realistis. Pasalnya, anggaran untuk pembangunan Tol Medan-Berastagi membutuhkan biaya yang sangat besar. Apalagi pembangunannya belum dianggap urgen oleh pemerintah pusat. Sebagai gantinya, pemerintah akan membangun jalan layang yang menghubungkan Sembahe-Tahura dengan dua seksi yakni Sembahe-Sibolangit dan Sibolangit-Tahura. “Kita pasti akan terus mendesak pemerintah untuk bangun jalan tol ke sana Berastagin Tapi kita juga sadar kalau biayanya memang sangat besar, triliunan rupiah. Maka ada solusi lain, jalan layang. Biaya jauh lebih murah, tidak sampai Rp1 triliun, hanya berkisar Rp600 miliar sampai Rp700 miliar. Kemarin kita sudah bicarakan hal ini dengan masyarakat Karo melalui ormas-ormas karo dan mereka pun setuju,” ucap anggota Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting kepada Sumut Pos, Senin 1/4 siang. Menurut Baskami, hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah pusat. “Kalau jalan tol dan jalan layang itu sudah pernah kita sampaikan kepada Bapenas, PUPR dan Komisi V DPR RI terkait masalah anggaran dan prinsipnya, mereka masih menampung usulan itu karena biayanya yang sangat besar,” ungkap Baskami. Maka dari itu, sebut Baskami, alternatif jalan layang yang biayanya jauh lebih murah tersebut diharapkan bisa terlaksana di tahun depan. “Kita akan desak pemerintah pusat supaya bisa terlaksana di tahun depan. Karena jujur saja, ini sifatnya juga mendesak, masyarakat sudah sangat membutuhkan jalan itu,” tegasnya. Ditambah lagi, lanjut politisi PDIP ini, kawasan Sembahe dan Sibolangit yang memang menjadi titik parah kemacetan. “Kalau di situ ada kecelakaan, bisa sampai 10 jam kita stagnan di situ, benar-benar parah. Maka jelas kita butuh jalan layang itu sesegera mungkin. Tapi satu hal lagi yang harus diingat, jalan layang ini bukan sebagai pengganti jalan tol, tapi sebagai alternatif lain untuk mengurai kepadatan lalu lintas”, jelasnya. Pelebaran Jalan Medan-Berastagi Belum Masuk Perencanaan Sementara, pelebaran untuk jalan lintas Medan-Berastagi sepertinya belum masuk perencanaan pembangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN II tahun ini. Melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Sumatera Utara 2018-2023, jalur alternatif Medan-Berastagi justru lebih prioritas untuk dilaksanakan. “Setau saya tidak ada pelebaran jalan Medan-Berastagi. Begitupun, karena Jalan Medan-Berastagi adalah jalan nasional, tentu domainnya ada pada BBPJN II. Mungkin bisa ditanyakan ke mereka,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi BMBK Sumut, Iswahyudi menjawab Sumut Pos, Senin 1/4. Dia hanya mengatakan, pihaknya memang sudah melakukan perencanaan buat pembangunan pelebaran jalan provinsi pada tahun ini. Namun sayang, Iswahyudi tak ingat persis detil daerah-daerah mana saja yang akan dikerjakan tersebut. “Saya gak ingat, detilnya harus saya cek dimana saja,” katanya. Kepala Satuan Kerja Kasatker BBPJN II, Zamzami, juga mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Secara detil ia menyarankan agar hal ini ditanyakan ke bagian perencanaan BBPJN II, sehingga informasi yang diperoleh tidak mengambang. “Saya belum ada info tentang itu, dan tidak ingat. Coba ke bagian perencanaan. Beliau kebetulan orang baru dan pindahan dari Jakarta,” katanya. Meski begitu, ia mengakui, pihaknya memang fokus menangani semua jalan nasional yang ada di Sumut terutama atas kondisi kerusakan jalan yang sudah parah. Namun sekali lagi Zamzami menuturkan, kalau rencana seputar pelebaran jalan atau yang terkhusus ruas Medan-Berastagi, belum mengetahuinya. Seperti diketahui, visi-misi Gubsu dan Wagubsu, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sudah dituangkan dalam bentuk RPJMD Sumut periode 2018-2023. Dalam RPJMD juga dimasukkan pengembangan wilayah pada 14 kawasan strategis provinsi, yakni melalui pembangunan kawasan Sport Center berstandar internasional, pembangunan jalan alternatif Medan Berastagi, akses Jalan Lingkar Pulau Nias. Adapun nawacitanya, guna mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah akan membangun berbagai infrastruktur di Sumut. Pembangunan infrastruktur dimaksud, juga diarahkan kepada peningkatan konektivitas antarwilayah melalui pembangunan dan peningkatan jalan jembatan dengan target terwujudnya jalan mantap 90% di Sumut. prn/mag-1 Bacajuga: Jalan Medan-Binjai Terendam Banjir, Pengendara Motor Masuk Jalan Tol Kasat Lantas Polrestabes Medan di lokasi longsor di Jalur Medan menuju Berastagi tepatnya di Sibolangit (dok. Istimewa) › Utama›Kemacetan Kian Parah, Warga... Ribuan warga berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019, mendesak agar pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian parah di ruas yang menghubungkan Medan dengan 11 kabupaten di Sumut dan Aceh itu. KOMPAS/NIKSON SINAGA Masyarakat berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019, mendesak pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian parah dan semakin sering KOMPAS — Ribuan warga berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019, mendesak agar pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian parah di ruas yang menghubungkan Medan dengan 11 kabupaten di Sumut dan Aceh itu.”Jalan Medan-Berastagi seharusnya bisa ditempuh dua jam jika arus lalu lintas lancar. Namun, kini sering kami terjebak macet hingga delapan jam. Kemacetan semakin sering karena beban jalan kian besar. Sayuran yang kami angkut busuk, warga terlambat ke bandara, warga yang sakit terlambat ditangani, dan banyak bisnis tertunda,” tutur pemimpin aksi Julianus Paulus Sembiring. Aksi unjuk rasa itu diikuti sekitar peserta dari sejumlah kabupaten terdampak yang tergabung dalam Forum Masyarakat Nasional Formanas. Jalan Medan-Berastagi merupakan penghubung Kota Medan dengan Kabupaten Deli Serdang, Karo, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat, Samosir, dan Humbang Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Simeulue di Aceh juga memanfaatkan jalan Medan-Berastagi sepanjang lebih kurang 70 kilometer SINAGA Masyarakat menyerahkan dokumen aspirasinya kepada DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019. Mereka mendesak pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian rasa pun datang dari beberapa kabupaten dan kota terdampak dengan mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Mereka yang terdiri dari unsur petani, sopir dan pengusaha angkutan umum, pedagang, mahasiswa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama itu juga membawa spanduk dan selebaran untuk menyampaikan Medan-Berastagi seharusnya bisa ditempuh dua jam jika arus lalu lintas lancar. Namun, kini sering kami terjebak macet hingga delapan jam. Kemacetan semakin sering karena beban jalan kian Sembiring 45, koordinator sopir Medan-Berastagi, mengatakan, beberapa tahun lalu mereka bisa tiga kali pergi-pulang Medan-Berastagi dalam sehari. Kini mereka hanya bisa satu atau dua kali. ”Kalau lagi macet parah, bahkan bisa hanya terjebak di jalan selama seharian,” juga Berjudi Menembus Medan-BerastagiPetrus menyebutkan, kemacetan panjang semakin sering terjadi karena kepadatan lalu lintas semakin tinggi di jalan pegunungan yang banyak tikungan dan tanjakan data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan, jalan Medan-Berastagi pada 2014 dilewati kendaraan per hari. Kini, jalan itu dilalui sekitar unit per di jalanKetua Perkumpulan Pedagang Pasar Induk Lau Cih Medan Siska Laura Pandia mengatakan, jika kemacetan lalu lintas terjadi di jalur Medan-Berastagi, sayur-sayuran dari Karo, Dairi, dan Simalungun tidak bisa sampai Medan tepat waktu.”Padahal, lebih dari 60 persen pasokan sayuran di Kota Medan dan sekitarnya dipasok dari daerah itu. Jika sayur tidak masuk, pasokan kurang dan harga melambung tinggi,” DPRD Sumut Wagirin Arman mengatakan, mereka sejalan dengan aspirasi warga yang berunjuk rasa. DPRD Sumut pun telah beberapa kali bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR untuk meminta agar segera dibangun jalan tol atau jalan layang di ruas Medan-Berastagi. ”Jalan ini sangat penting untuk pembangunan Sumut,” SINAGA Kendaraan melintas di tikungan tajam dan tanjakan terjal di jalan Medan-Berastagi, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis 29/11/2018. Pembangunan jembatan layang di sejumlah titik di ruas jalan tersebut mendesak dilakukan seiring dengan beban jalan yang terus meningkat dan intensitas longsor yang kian sering Komisi D DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan menuturkan, pada prinsipnya Kementerian PUPR dan Komisi V DPR sepakat untuk percepatan pembangunan jalan tol di ruas Medan-Berastagi. Namun, karena pembangunan jalan tol membutuhkan waktu cukup lama, pada tahap awal akan dibangun jalan layang di simpul-simpul kemacetan, seperti di tikungan Sibolangit dan Bandar Baru.”Kementerian PUPR pun sebelumnya sudah menyatakan akan mengalokasikan Rp 500 miliar pada APBN Perubahan 2019,” kata juga Tingkatkan Jalan Medan-BerastagiNamun, menurut dia, anggaran pembangunan jalan layang itu tidak jadi ditampung pada APBN Perubahan 2019. Pemerintah hanya mengalokasikan Rp 80 miliar untuk pemeliharaan jalan. ”Kami pun akan terus mendorong agar anggaran pembangunan jalan layang ini bisa ditampung di APBN 2020,” mengatakan, DPRD Sumut akan menggelar rapat dengar pendapat dalam waktu dekat dengan mengundang Kementerian PUPR, bupati dari daerah yang terdampak, dan perwakilan masyarakat. Sentralberita Medan~Gubernur Sumatera Utara Ir HT Erry Nuradi, MSi menawarkan investasi pembangunan jalan tol Medan-Berastagi kepada perusahaan konstruksi terkemuka asal Malaysia IJM Corporation Berhard.Hal itu disampaikan saat menerima audiensi asal Malaysia IJM Corporation Berhad , Kamis (30/3) di ruang kerjanya Lt 10 Kantor Gubsu Jalan
MEDAN Wacana pembangunan Jalan Tol Medan-Berastagi masih dalam proses pengkajian oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dengan Pemerintah Pusat. Pengkajian itu dilakukan untuk mengukur jumlah volume kendaraan yang melintas setiap harinya di Jalur itu. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, menyampaikan saat ini, pihaknya masih melakukan kajian untuk
G87dc.
  • 7937l18j6x.pages.dev/212
  • 7937l18j6x.pages.dev/251
  • 7937l18j6x.pages.dev/156
  • 7937l18j6x.pages.dev/30
  • 7937l18j6x.pages.dev/216
  • 7937l18j6x.pages.dev/288
  • 7937l18j6x.pages.dev/231
  • 7937l18j6x.pages.dev/403
  • jalan tol medan berastagi