sabdoratu pandito Ramalan dan cerita dari seorang yg mempunyai ilmu diatas rata2Tentang kebenaranya hanya alloh yg maha segalanya yg tahu.. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sabdo Pandito Ratu tan keno wola wali, satu rangkaian kta yang sering menjadi salah satu pegangan orang jawa yang masih mengakui kejawaannya. Karna dewasa ini telah banyak orang jawa tapi hanya sekedar lahir dan tinggal ditanah jawa. Tak pernah mengakui, memahami apalagi menjunjung tinggi kejawen. Sebelumnya mungkin perlu saya luruskan, yang saya maksut "kejawen" bukanlah sebuah aliran yang sering dianggap sudah tak berlaku ataupun malah dianggap sesat, Kejawen bagi saya adalah pandangan hidup yang dimiliki oleh orang2 jawa terdahulu, yang lebih mengedepankan nilai2 luhur kepribadian yang sejatinya memandang jauh kedepan dan cenderung berhati_hati dalam bertindak, bisa menempatkan obyek, subyek , tempat serta waktu yang tepat papan nggo papan. selalu lembah manah, andap asor atau dalam agama Tawadhu' . Ya walau harus diakui sbagian orang sering membenturkan antara ajaran agama dengan falsafah jawa, tapi bagi saya sbenarnya perbedaan hanya pada istilah tapi pada intinya sama. Kembali pada Topik bahasan, Sabdo Pandito Ratu bisa diartikan dalam dua versi yaitu ungkapan itu untuk diri sendiri atau secara umum. UNtuk diri sendiri ini bisa berarti SABDO PANDITO RATU TAN KENO WOLA-WALI, itu artinya, bahwa kita gak boleh MENCLA-MENCLE, kalau mau di hormati seperti PANDITO RATU, orang itu akan dihormati karena perilaku yang tercermin dari kata2nya, karna dari tutur kata kita bisa menilai seseorang. secara umum Sabdo perkataan, PANDITO orang suci dimana kata2 orang suci itu pasti terjadi Ratu penguasa perkataan penguasa itu menjadi dasar hukum rakyatnya yang harus dipatuhi. Namun yang menjadi permasalahan adalah dewasa ini yang dianggap pandito dan ratu adalah orang orang yang sebenarnya tak mempunyai kapasitas sebagai pandito dan ratu, karna yang dianggap pandito tak lain hanya media masa yang tak lagi menjadi suara kbenaran, melainkan penyampai pesan para pencari kekuasaan yang melahirkan ratu2 picik. Kekisruhan dan keadaan negeri yang kacau sekarang ini karna kita telah kehilangan Sabdo dari Pandito dan Ratu yang memang benar2 mempunyai kapasitas sbagaimana mestinya. seperti yang kita lihat dewasa ini masyarakat bawah telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah yang disebabkan karna adanya sabdo dari orang2 yang dianggap ratu oleh orang2 yang tak mengerti karna telah dicekoki oleh kata2 pandito yang hanya mencari materi. demikian sedikit tulisan sbagai ungkapan hati saya, yang saya coba rangkai dengan segala keterbatasan saya dengan harapan semoga ada pembaca yang berkenan memberi tambahan ilmu wawasan kepada saya. Lihat Filsafat Selengkapnya PemimpinItu Sabdo Pandito Ratu. Dalam khasanah kepemimpinan yang mengacu pada budaya Jawa bahwa pemimpin itu sabdo pandito ratu tak kena wola-wali, dan juga berbudi bawalaksana. Di mana kata sabdo pandito ratu itu diartikan bahwa ucapan pendeta, raja atau pemimpin omongannya tidak boleh mencla-mencle alias tidak bisa dipegang.

Dunia Keris Selamat tiba kerabat perkerisan. Sabdo Pandito Ratu tan keno wola wali, begitulah kalimat ujar buat menjadi pegangan hayati bagi kita, khususnya orang Jawa, yg masih mengakui ke-Jawa-annya. Tidak perlu sungkan buat mengakui, sekarang ini sebagian kita yg mengaku orang Jawa ini tak lebih hanya sekedar numpang lahir & tinggal pada tanah Jawa. Ya, kita seakan tidak mengakui & memahami, apalagi menjunjung tinggi Kejawen atau ke-Jawa-an kita. Sebelum saya lanjutkan goresan pena ini, saya luruskan dahulu yg saya maksud kejawen dalam goresan pena ini, kejawen dalam goresan pena ini ialah pandangan hayati. Terlalu tendensius jikalau wajib menyebutkan waktu ini orang Jawa tidak mempunyai pandangan hayati seperti para pendhulunya yg lebih mengedepankan nilai-nilai luhur & cenderung berhati-hati dalam tumindak. Kalaupun toh terdapat, tentu itu sangat sedikit. Orang Jawa dahulu itu tidak grusa-grusu, dia bisa menempatkan diri pada kawasan serta waktu yg absolut pula senantiasa lembah manah, & andap asor. Baik, kita kembali pada topik goresan pena ini, Sabdo Pandito Ratu dalam hal ini bisa diartikan dalam dua versi yaitu ungkapan itu buat diri sendiri atau secara generik. Uutuk diri sendiri ini bisa berarti Sabdo Pandito Ratu tan keno wola wali, atau arti harfiahnya bahwa kita dilarang mencla-mencle kalau ingin dihormati selayaknya Pandito Ratu. Orang akan dihormati sebab konduite yg tercermin dari kata-pungkasnya, sebab biasanya dari kata kata kita bisa menilai seseorang. Sabdo Pandito Ratu, secara generik Sabdo artinya perkataan sedangkan Pandito artinya ialah orang kudus, Ratu ialah penguasa perkataan penguasa itu menjadi dasar hukum rakyatnya yg wajib dipatuhi. Namun yg menjadi pertarungan ialah sekarang ini yg dianggap Pandito & Ratu ialah orang orang yg sebenarnya tak mempunyai kapasitas sebagai Pandito & Ratu, sebab yg dianggap Pandito tak lain hanya media masa yg tak lagi menjadi suara kebenaran, melainkan penyampai pesan para pencari kekuasaan yg melahirkan Ratu-Ratu picik. Kekisruhan & keadaan negeri yg kacau sekarang ini sebab kita telah kehilangan Sabdo dari Pandito & Ratu yg memang sahih-sahih mempunyai kapasitas sbagaimana mestinya. Seperti yg kita lihat sekarang ini warga bawah telah kehilangan agama terhadap para elit yg ditimbulkan sebab adanya Sabdo dari orang-orang yg dianggap Ratu sang orang-orang yg tak mengerti dikarenakan telah dicekoki sang kata-kata Pandito yg hanya mencari materi. Sementara sekian dulu kisanak. Nuwun.

zjZhx.
  • 7937l18j6x.pages.dev/41
  • 7937l18j6x.pages.dev/261
  • 7937l18j6x.pages.dev/272
  • 7937l18j6x.pages.dev/352
  • 7937l18j6x.pages.dev/356
  • 7937l18j6x.pages.dev/484
  • 7937l18j6x.pages.dev/202
  • 7937l18j6x.pages.dev/48
  • lirik lagu sabdo pandito ratu